Bagi
anda yang bergelut didunia perkantoran formal, tentunya
perbicangan-perbincangan ringan terkait masalah dikantor bersama teman-teman
ataupun dengan atasan yang open mind
sering terjadi. Bahkan tak jarang dalam perbincangan-perbincangan tersebut
berisikan sentilan-sentilan terkait kondisi pada saat itu. Namun yang patut
kita sadari bahwa tidak semua orang dapat diajak bicara dengan
sentilan-sentilan, malah sebaliknya bagi orang yang “telinganya sangat tipis” (baca:kurang cerdas dan mudah tersinggung)
mengganggap sentilan-sentilan tersebut adalah sebuah tekanan verbal terhadap
dirinya. Untuk itu sentilan-sentilan yang cerdas dapat mengadopsi jargon-jargon
yang cerdas pula dan dikeluarkan dalam kondisi perbincangan yang tepat. Fungsi
jargon-jargon dalam perbincangan sendiri selain lawan bicara menganggap anda
lebih berpengetahuan, namun yang terpenting bahwa perbincangan anda memiliki
bobot sebagai sentilan cerdas yang tidak menyakiti siapapun secara langsung dan
memiliki poin-poin penegasan yang tepat sasaran atas maksud yang anda
sampaikan. Adapun Jaorgo-jargon yang dapat dilepaskan dalam perbincangan
dikantor adalah sebagai berikut;
1.
Right Man on The Right Place.
Dalam
bahasa indonesia diartikan orang tepat ditempatkan pada posisi yang tepat.
Jargon ini dapat digunakan dalam situasi memuji seseorang berprestasi dalam
jabatannya atau orang yang sedang nyaman beraktifitas dengan jabatannya. Atau
dapat saja dalam kalimat yang berbeda : Right Man on The Wrong Place. Kedua
Kalimat tersebut secara tersirat memiliki maksud yang sama. Namun dalam
penggunaannya jargon ini sebaiknya
disampaikan dalam situasi yang benar-bener bersahaja mengingat kata
“Wrong” yang artinya salah bersifat negatif atau lawan kata dari kata “Right”
yang artinya baik/benar.
2.
The Man Behind The Gun.
Jargon
ini diterjemahkan menjadi orang dibalik senjatanya. Jargon ini dapat
dilontarkan pada saat situasi perbincangan yang membutuhkan apresiasi bagi
seseorang terhadap kendala kerja yang dihadapi. Dalam pengertian harfiah
maksudnya bahwa secanggih-canggih apapun senjata tersebut selalu manusia
memiliki andil yang lebih besar sejak dari membuat hingga keputusan menggunakan
senjata tersebut. Begitupun dikantor bukan sistem komputer, peraturan-peraturan,
ataupun SOP yang canggih membuat perusahaan itu maju, namun pada dasarnya
memang orang-orang didalamnya yang ber-kompeten dalam jabatannya masing-masing.
3.
Teori Pembusukan Ikan; Ikan Busuk
Selalu Dari Kepalanya.
Nah,
Jargon ini harus sangat hati-hati untuk dilontarkan. Saran penulis jangan
melontarkan kepada atasan anda jika dalam persahabatan anda dengan atasan anda
tidak terlalu akrab dan jangan juga dilontarkan kepada teman-teman anda yang
punya hoby menjadi mata-mata (he..he ..he). Karena pada dasarnya secara maknawi
menjelaskan bahwa benar pada kepala ikan terdapat lebih banyak jaringan lunak,
sehingga setelah ikan mati jaringan lunak itulah yang membusuk lebih dahulu.
Ditambah lagi lubang-lubang ekskresi ikan terdapat dikepalanya hal ini memudahkan
bakteri dan serangga pengurai untuk masuk ketubuh ikan dan menguraikan jasad
sang ikan.
4.
Layaknya Mata Rantai Makanan; Waktu
dibawah, apa yang kita makan ? Naik sedikit jadi menengah, dimana kita
makan?, Naik jadi teratas, siapa yang
kita makan ?
Jargon
ini setidaknya memberikan memberi gambaran pada sifat manusia pada umumnya.
Dalam dunia perkantoran jargon ini dapat dilotarkan dalam situasi yang
menghendaki penilaian terhadap perjalanan kemajuan perusahaan terhadap
kompetitornya, ataupun perjalanan karir seseorang yang yang sejalan dengan
perubahan gaya dalam pergaulannya.
5.
Ora Et Labora ( Berjuang & Berdoa
)
Dalam
terjemahan dari bahasa latin jargon ini memiliki arti berjuang dan berdoa.
Sangat pas jargon ini digunakan untuk memotivasi rekan-rekan kerja dalam
suasana menunggu keputusan hasil kerja setelah pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Menunggu mendapatkan keputusan hasil kerja adalah suasana yang menenganggkan
dan sering membuat tidak fokus atas kinerja yang lainnya. Disamping jargon
diatas ditanamkan dalam hati, strategi yang menunjang-pun harus tetap
dipersiapkan untuk keadaan-keadaan/hambatan yang mungkin saja terjadi.
6.
Learning By Doing & Experience Is
The Best Teacher
Bagi
para eksekutif muda kedua jargon ini sudah sering didengar bahkan maksudnya pun
mungkin sudah tidak asing lagi. kedua Jargon tersebut sesungguhnya memiliki
maksud secara implisit yang sama-sama menghendaki bahwa berbuatlah dahulu untuk
dapat mahir dalam sebuah bidang kerja. Namun secara situasi penggunaan kedua
jargon tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Learning By Doing (belajar
dengan melakukan) bilamana pekerjaan sama sekali sebelumnya pernah ditangani.
Sedangkan Experience Is the Best Teacher (Pengalaman adalah Guru Terbaik)
adalah untuk situasi pekerjaan yang menghendaki analisis kegiatan-kegiatan
sebelumnya untuk dijadikan acuan dalam berkegiatan kedepannya.
7.
Vidi, Vini, Vici !
Kita
Lihat, Kita Datang, Kita Menang. Demikan arti jargon yang dicetuskan oleh
Leonardo Davinci yang menunjukkan sikap optimis dengan mengerahkan semua daya
yang ada untuk mencapai sebuah tujuan. Sebagai saran jika menggunakan jargon
ini sebaiknya pada awal percakapan, agar lawan bicara yakin bahwa kita sebagai orang
dengan aura yang positif serta optimis.
8.
Don’t Judge The Book By The Cover
Jangan
menilai buku dari sampulnya, begitulah terjemahan dari Jargon tersebut. Makna
yang terkandung dalam Jargon ini adalah memandang suatu hal/permasalahan
sebaiknya dari berbagai perspektif dan kajian. Karena dengan hanya satu sudut
pandang dan kajian membuat penilaian terhadap hal/masalah menjadi baur serta
kurang obyektif. Hanya melihat tampak luar saja suatu hal bisa jadi tampak mudah, namun ketika didalami
lebih teliti terkadang dibalik kemudahaan tampak luar bisa jadi dibaliknya
terdapat hal diluar dari yang dibayangkan.
9.
Das Sein Das Sollen
Tujuan
dibuatnya peraturan adalah untuk mengatur aspek-aspek perbuatan hukum bagi
subyek hukum. Jika ada beberapa orang berpendapat bahwa “ peraturan diciptakan
untuk dilanggar”, disinilah jargon itu berlaku. Yang mana arti jargon ini
secara maknawi, Hal yang telah terjadi dan dilakukan secara fatual (Das Sein)
diluar daripada apa yang tertulis dalam peraturan (Das Sollen). Hal seperti ini
sering sekali terjadi dalam dunia perkantoran oleh sebab-sebab diantaranya :
terlalu sering membijaksanai peraturan, atasan tidak paham terhadap konsep dan
metode mengambil keputusan, ataupun mungkin dari peraturannya sendiri yang
memiliki daya atur yang sangat lemah dan tidak fleksibel.
10. Pacta
Sunt Servanda
Jargon
ini berasal dari hubungan hukum internasional yang memiliki prinsip dasar adalah
setiap janji adalah harus ditepati. Jadi sejak itikad membuat janji untuk
disepakati maka sejak itu pula janji tersebut menjadi undang-undang bagi
pihak-pihak yang membuat janji. Rupanya roh dari asas ini juga diatur dalam
hukum perdata, jadi kalau sudah berjanji maka tepatilah. Walaupun tidak setiap
janji memiliki dampak hukum yang formil, namun jenis apapun ingkar pada janji
hal tersebut menyebabkan hilangnya kepercayaan.
Sebagai
bonus untuk menambah pengetahuan masih ada beberapa jargon-jorgon cerdas
lainnya;
Tommorow
Never Dies = Komentar untuk teman kantor yang asik lembur.
God
Must Be Crazy = Komentar untuk kekonyolan rekan/atasan dikantor.
Hello,
Hwo is the Bos ? = Pertanyaan meminta keputusan (he he he)
Better
Late Than Never = Komentar memastikan perubahan menuju kearah positif
I Watch You = Saya pastikan anda sedang dalam pengawasan saya.
Nah,
demikian beberapa bentuk jargon-jargon yang dapat digunakan dalam dunia
perkantoran. Tentunya jargon-jargon ini dilemparkan dengan melihat situasi
serta kondisi yang ada. Karena salah menempatkan jargon-jargon tersebut, alih-alih
bukannya tampak cerdas tapi sebaliknya mungkin anda akan merasa konyol ataupun
bahkan menimbulkan ketersinggungan.
(*** Salam PRABU : Solusikan dengan Komunikasi, Komunikasikan Dengan Solusi