Total Tayangan Halaman

Selasa, 01 Desember 2015

Jargon – Jargon Cerdas Untuk dunia Kantor



Bagi anda yang bergelut didunia perkantoran formal, tentunya perbicangan-perbincangan ringan terkait masalah dikantor bersama teman-teman ataupun dengan atasan yang open mind sering terjadi. Bahkan tak jarang dalam perbincangan-perbincangan tersebut berisikan sentilan-sentilan terkait kondisi pada saat itu. Namun yang patut kita sadari bahwa tidak semua orang dapat diajak bicara dengan sentilan-sentilan, malah sebaliknya bagi orang yang “telinganya sangat tipis” (baca:kurang cerdas dan mudah tersinggung) mengganggap sentilan-sentilan tersebut adalah sebuah tekanan verbal terhadap dirinya. Untuk itu sentilan-sentilan yang cerdas dapat mengadopsi jargon-jargon yang cerdas pula dan dikeluarkan dalam kondisi perbincangan yang tepat. Fungsi jargon-jargon dalam perbincangan sendiri selain lawan bicara menganggap anda lebih berpengetahuan, namun yang terpenting bahwa perbincangan anda memiliki bobot sebagai sentilan cerdas yang tidak menyakiti siapapun secara langsung dan memiliki poin-poin penegasan yang tepat sasaran atas maksud yang anda sampaikan. Adapun Jaorgo-jargon yang dapat dilepaskan dalam perbincangan dikantor adalah sebagai berikut;

1.    Right Man on The Right Place.
Dalam bahasa indonesia diartikan orang tepat ditempatkan pada posisi yang tepat. Jargon ini dapat digunakan dalam situasi memuji seseorang berprestasi dalam jabatannya atau orang yang sedang nyaman beraktifitas dengan jabatannya. Atau dapat saja dalam kalimat yang berbeda : Right Man on The Wrong Place. Kedua Kalimat tersebut secara tersirat memiliki maksud yang sama. Namun dalam penggunaannya jargon ini sebaiknya  disampaikan dalam situasi yang benar-bener bersahaja mengingat kata “Wrong” yang artinya salah bersifat negatif atau lawan kata dari kata “Right” yang artinya baik/benar.

2.    The Man Behind The Gun.
Jargon ini diterjemahkan menjadi orang dibalik senjatanya. Jargon ini dapat dilontarkan pada saat situasi perbincangan yang membutuhkan apresiasi bagi seseorang terhadap kendala kerja yang dihadapi. Dalam pengertian harfiah maksudnya bahwa secanggih-canggih apapun senjata tersebut selalu manusia memiliki andil yang lebih besar sejak dari membuat hingga keputusan menggunakan senjata tersebut. Begitupun dikantor bukan sistem komputer, peraturan-peraturan, ataupun SOP yang canggih membuat perusahaan itu maju, namun pada dasarnya memang orang-orang didalamnya yang ber-kompeten dalam jabatannya masing-masing.
 
3.    Teori Pembusukan Ikan; Ikan Busuk Selalu Dari Kepalanya.
Nah, Jargon ini harus sangat hati-hati untuk dilontarkan. Saran penulis jangan melontarkan kepada atasan anda jika dalam persahabatan anda dengan atasan anda tidak terlalu akrab dan jangan juga dilontarkan kepada teman-teman anda yang punya hoby menjadi mata-mata (he..he ..he). Karena pada dasarnya secara maknawi menjelaskan bahwa benar pada kepala ikan terdapat lebih banyak jaringan lunak, sehingga setelah ikan mati jaringan lunak itulah yang membusuk lebih dahulu. Ditambah lagi lubang-lubang ekskresi ikan terdapat dikepalanya hal ini memudahkan bakteri dan serangga pengurai untuk masuk ketubuh ikan dan menguraikan jasad sang ikan.

4.    Layaknya Mata Rantai Makanan; Waktu dibawah, apa yang kita makan ? Naik sedikit jadi menengah, dimana kita makan?,  Naik jadi teratas, siapa yang kita makan ?
Jargon ini setidaknya memberikan memberi gambaran pada sifat manusia pada umumnya. Dalam dunia perkantoran jargon ini dapat dilotarkan dalam situasi yang menghendaki penilaian terhadap perjalanan kemajuan perusahaan terhadap kompetitornya, ataupun perjalanan karir seseorang yang yang sejalan dengan perubahan gaya dalam pergaulannya.

5.    Ora Et Labora ( Berjuang & Berdoa )
Dalam terjemahan dari bahasa latin jargon ini memiliki arti berjuang dan berdoa. Sangat pas jargon ini digunakan untuk memotivasi rekan-rekan kerja dalam suasana menunggu keputusan hasil kerja setelah pekerjaan tersebut dilaksanakan. Menunggu mendapatkan keputusan hasil kerja adalah suasana yang menenganggkan dan sering membuat tidak fokus atas kinerja yang lainnya. Disamping jargon diatas ditanamkan dalam hati, strategi yang menunjang-pun harus tetap dipersiapkan untuk keadaan-keadaan/hambatan yang mungkin saja terjadi.

6.    Learning By Doing & Experience Is The Best Teacher
Bagi para eksekutif muda kedua jargon ini sudah sering didengar bahkan maksudnya pun mungkin sudah tidak asing lagi. kedua Jargon tersebut sesungguhnya memiliki maksud secara implisit yang sama-sama menghendaki bahwa berbuatlah dahulu untuk dapat mahir dalam sebuah bidang kerja. Namun secara situasi penggunaan kedua jargon tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Learning By Doing (belajar dengan melakukan) bilamana pekerjaan sama sekali sebelumnya pernah ditangani. Sedangkan Experience Is the Best Teacher (Pengalaman adalah Guru Terbaik) adalah untuk situasi pekerjaan yang menghendaki analisis kegiatan-kegiatan sebelumnya untuk dijadikan acuan dalam berkegiatan kedepannya.

 7.    Vidi, Vini, Vici !
Kita Lihat, Kita Datang, Kita Menang. Demikan arti jargon yang dicetuskan oleh Leonardo Davinci yang menunjukkan sikap optimis dengan mengerahkan semua daya yang ada untuk mencapai sebuah tujuan. Sebagai saran jika menggunakan jargon ini sebaiknya pada awal percakapan, agar lawan bicara yakin bahwa kita sebagai orang dengan aura yang positif serta optimis.

8.    Don’t Judge The Book By The Cover
Jangan menilai buku dari sampulnya, begitulah terjemahan dari Jargon tersebut. Makna yang terkandung dalam Jargon ini adalah memandang suatu hal/permasalahan sebaiknya dari berbagai perspektif dan kajian. Karena dengan hanya satu sudut pandang dan kajian membuat penilaian terhadap hal/masalah menjadi baur serta kurang obyektif. Hanya melihat tampak luar saja suatu hal  bisa jadi tampak mudah, namun ketika didalami lebih teliti terkadang dibalik kemudahaan tampak luar bisa jadi dibaliknya terdapat hal diluar dari yang dibayangkan.

9.    Das Sein Das Sollen
Tujuan dibuatnya peraturan adalah untuk mengatur aspek-aspek perbuatan hukum bagi subyek hukum. Jika ada beberapa orang berpendapat bahwa “ peraturan diciptakan untuk dilanggar”, disinilah jargon itu berlaku. Yang mana arti jargon ini secara maknawi, Hal yang telah terjadi dan dilakukan secara fatual (Das Sein) diluar daripada apa yang tertulis dalam peraturan (Das Sollen). Hal seperti ini sering sekali terjadi dalam dunia perkantoran oleh sebab-sebab diantaranya : terlalu sering membijaksanai peraturan, atasan tidak paham terhadap konsep dan metode mengambil keputusan, ataupun mungkin dari peraturannya sendiri yang memiliki daya atur yang sangat lemah dan tidak fleksibel.

10.  Pacta Sunt Servanda
Jargon ini berasal dari hubungan hukum internasional yang memiliki prinsip dasar adalah setiap janji adalah harus ditepati. Jadi sejak itikad membuat janji untuk disepakati maka sejak itu pula janji tersebut menjadi undang-undang bagi pihak-pihak yang membuat janji. Rupanya roh dari asas ini juga diatur dalam hukum perdata, jadi kalau sudah berjanji maka tepatilah. Walaupun tidak setiap janji memiliki dampak hukum yang formil, namun jenis apapun ingkar pada janji hal tersebut menyebabkan hilangnya kepercayaan.
 
Sebagai bonus untuk menambah pengetahuan masih ada beberapa jargon-jorgon cerdas lainnya;
Tommorow Never Dies = Komentar untuk teman kantor yang asik lembur.
God Must Be Crazy = Komentar untuk kekonyolan rekan/atasan dikantor.
Hello, Hwo is the Bos ? = Pertanyaan meminta keputusan (he he he)
Better Late Than Never = Komentar memastikan perubahan menuju kearah positif
I Watch You = Saya pastikan anda sedang dalam pengawasan saya.

Nah, demikian beberapa bentuk jargon-jargon yang dapat digunakan dalam dunia perkantoran. Tentunya jargon-jargon ini dilemparkan dengan melihat situasi serta kondisi yang ada. Karena salah menempatkan jargon-jargon tersebut, alih-alih bukannya tampak cerdas tapi sebaliknya mungkin anda akan merasa konyol ataupun bahkan menimbulkan ketersinggungan.

(*** Salam PRABU : Solusikan dengan Komunikasi, Komunikasikan Dengan Solusi